PERTUMBUHAN FISIK & KESEHATAN REMAJA
1.
Definisi Remaja
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi
yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai
dengan perubahan fisik karena pubertas serta perubahan kognitif dan sosial.
Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia
12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun.
2.
Pandangan Teoritis tentang Remaja
Ada dua pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan
teoritis pertama – yang dicetuskan oleh psikolog G. Stanley Hall – : adolescence
is a time of “storm and stress “. Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan
“badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di mana terjadi perubahan besar secara
fisik, intelektual dan emosional pada seseorang yang menyebabkan kesedihan dan
kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan
lingkungannya (Seifert & Hoffnung, 1987). Dalam hal ini, Sigmund Freud dan
Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh dengan konflik.
Keyakinan ini tercermin dari teori mereka tentang perkembangan manusia.
Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan masyarakatnya.
Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan masyarakatnya.
Bila dikaji, kedua pandangan tersebut ada benarnya, namun
sangat sedikit remaja yang mengalami kondisi yang benar-benar ekstrim seperti
kedua pandangan tersebut (selalu penuh konflik atau selalu dapat beradaptasi
dengan baik). Kebanyakan remaja mengalami kedua situasi tersebut (penuh konflik
atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian (fluktuatif).
3.
Pertumbuhan Fisik Remaja
Seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik (tinggi dan berat
badan) yang sangat pesat pada usia remaja yang dikenal dengan istilah growth
spurt. Growth spurt merupakan tahap pertama dari serangkaian perubahan yang
membawa seseorang kepada kematangan fisik dan seksual.
Pada usia 12 tahun, tinggi badan rata-rata remaja putra USA
sekitar 150, sementara remaja putri sekitar 154 cm. Pada usia 18 tahun, tinggi
rata-rata remaja putra USA sekitar 177 cm, sedangkan remaja putri hanya 163 cm.
Kekepatan pertumbuhan tertinggi pada remaja putri terjadi sekitar usia 11 – 12
tahun, sementara pada remaja putra, dua tahun lebih lambat. Pada masa
pertumbuhan maksimum ini, remaja putri bertambah tinggi badannya sekitar 3
inci, sementara remaja putra bertambah lebih dari 4 inci per tahunnya
(Marshall, dalam Seifert & Hoffnung, 1987).
Seperti halnya tinggi badan, pertumbuhan berat badan juga
meningkat pada usia remaja. Pertumbuhan berat badan ini lebih sulit diprediksi
daripada tinggi badan, dan lebih mudah dipengaruhi oleh diet, latihan fisik,
dan pola hidup.
Pada
usia remaja, tubuh remaja putri lebih berlemak daripada remaja putra. Selama
masa pubertas, lemak tubuh remaja putra menurun dari sekitar 18 – 19 % menjadi
11 % dari bobot tubuh. Sementara pada remaja putri, justru meningkat dari
sekitar 21 % menjadi sekitar 26 – 27 % (Sinclair, dalam Seifert & Hoffnung,
1987).
Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan
berat badan) lebih awal dan cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan
ini disebut trend secular. Sebagai contoh, seratus tahun yang lalu, remaja USA
dan Eropa Barat mulai menstruasi sekitar usia 15 – 17 tahun, sekarang sekitar
12 – 14 tahun. Di tahun 1880, laki-laki mencapai tinggi badan sepenuhnya pada
usia 23 – 24 tahun dan perempuan pada usia 19 – 20 tahun, sekarang laki-laki
mencapai tinggi maksimum pada usia 18 – 20 dan perempuan pada usia 13 – 14
tahun.
Trend secular terjadi sebagai akibat dari meningkatnya
faktor kesehatan dan gizi, serta kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh,
meningkatnya tingkat kecukupan gizi dan perawatan kesehatan, serta menurunnya
angka kesakitan (morbiditas) di usia bayi dan kanak-kanak.
4.
Pubertas
Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan
dengan perkembangan kematangan fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert &
Hoffnung, 1987). Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri
seks primer dan sekunder.
Ciri-ciri seks primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi.
Pada wanita, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube
fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai dengan munculnya menstruasi pertama.
Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada penis, scrotum, testes,
prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi sperma
yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan
keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya melalui wet dream).
Ciri-ciri seks sekunder meliputi perubahan pada buah dada,
pertumbuhan bulu-bulu pada bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara.
Perubahan ini erat kaitannya dengan perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia
yang diproduksi oleh kelenjar endokrin, kemudian dilepaskan melalui aliran
darah menuju berbagai organ tubuh.
Kelenjar seks wanita (ovaries) dan pria (testes) mengandung
sedikit hormon. Hormon ini berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar
pituitary (yang berada di dalam otak) merangsang testes dan ovaries untuk
memproduksi hormon yang dibutuhkan. Proses ini diatur oleh hypothalamus yang
berada di atas batang otak.
5.
Dampak Pertumbuhan Fisik terhadap Kondisi Psikologis Remaja
Pertumbuhan fisik yang sangat pesat pada masa remaja awal
ternyata berdampak pada kondisi psikologis remaja, baik putri maupun putra.
Canggung, malu, kecewa, dll. adalah perasaan yang umumnya muncul pada saat itu.
Hampir semua remaja memperhatikan perubahan pada tubuh serta
penampilannya. Perubahan fisik dan perhatian remaja berpengaruh pada citra
jasmani (body image) dan kepercayaan dirinya (self-esteem).
Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan tentang citra
jasmani, yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak
sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender).
Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).
6.
Masalah Kesehatan pada Remaja
Remaja merupakan usia paling sehat dibanding kanak-kanak dan
dewasa karena sedikitnya penyakit yang dialami kelompok usia ini. Akan tetapi,
remaja memiliki resiko kesehatan paling tinggi karena faktor kecelakaan,
alkohol, narkoba, hamil diluar nikah, kebiasaan makan (diet) dan perilaku hidup
sehat yang buruk
0 komentar:
Posting Komentar